Rabu, 20 Mei 2009

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT

A. Pendahuluan
Rumah sakit sebagai suatu organisasi bersifat padat karya, karena rumah sakit memerlukan tenaga dari berbagai disiplin ilmu untuk menghasilkan suatu produk jasa pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan keperawatan (Depkes. RI, 1994). Perawat dalam memberikan pelayanan mempunyai kontribusi yang sangat besar karena secara kuantitatif jumlahnya besar, yaitu meliputi 60, 70 % dari tenaga yang ada (Gillies, 1993), di Indonesia Tenaga Perawat dan Bidan menempati urutan jumlah terbanyak, yaitu 40 % dari tenaga yang ada (Depkes, 2001) dan waktu yang diberikan adalah terus menerus selama 24 jam.
Agar dapat memberikan pelayanan bermutu maka diharapka manager keperawatan mampu merencanakan kebutuhan tenaga baik kuantitas maupun kualitasnya.

B. Analisis Situasi Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit
Pada dasarnya semua metoda ataupun formula yang telah dikembangkan untuk menghitung tenaga keperawatan di rumah sakit berakar pada beban kerja dan personal yang bersangkutan. Hal ini telah banyak dilakukan penelitian-penelitian oleh pakar keperawatan. Analisis kebutuhan tenaga keperawatan harus betul-betul direncanakan dengan baik agar tidak dilakukan berulang- ulang karena akan membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga sehingga tidak efektif dan efisien.
Ada beberapa situasi yang dapat dipertimbangkan dalam kita melakukan analisis ketenagaan ini antara lain :
1. Adanya perluasan rumah sakit sehingga berdampak pada penambahan atau perubahan kapasitas tempat tidur hal ini akan berdampak pada perubahan ratio kebutuhan tenaga keperawatan.
2. Adanya berbagai perubahan jenis pelayanan dan fasilitas rumah sakit, yang akan berdampak pada peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR), yang pada akhirnya perlu analisa situasi dan kebutuhan tenaga. Hal ini perlu diantisipasi sebelumnya sehingga pelayanan dapat terlaksana dengan optimal.
3. Adanya penurunan motivasi, penurunan prestasi kerja seperti : sering tidak masuk, datang terlambat, penyelesaian pekerjaan semakin lambat. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya perhatian pimpinan, tidak ada reward, beban kerja yang berat serta tenaga yang kurang. Bila hal ini telah terjadi perlu segera dialkukan analisa ketenagaan.
4. Adanya keluhan klien tentang pelayanan yang diterima. Apakah klien mengeluh tentang tentang pelayanan dengan mengatakan puas stau tidak puas. Biasanya klien mengeluh tentang tenaga keperawatan, biaya perawatan, dan fasilitas yang diterima. Apabila keluhan ini telah teridentifikasi maka perlu dilakukan analisa ketenagaan. Keluhan dapat terjadi di unit rawat jalan maupun unit rawat inap.

C. Beberapa Metoda Menetapkan Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit
Dalam perencanaan kebutuhan tenaga ada beberapa metoda yang dapat digunakan dari yang sederhana sampai yang berdasarkan klasifikasi dan tingkat ketergantungan klien. Metoda dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Metoda Rasio
Metoda rasio merupakan metoda yang dipakai berdasarkan perbandingan antara jumlah tempat tidur dan personal yang diterapkan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan No. 262/ Menkes/Per/VII/79. Metoda hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak dapat mengetahui produktifitas SDM rumah sakit, dan berapa jumlah personal yang dibutuhkan pada tiap unit atau ruangan. Cara rasio yang umum digunakan adalah sebagai berikut :
Tipe RS TM/TT TPP/TT TNPP/TT TNONP/TT
A & B 1/ (4-7) (3-4)/2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 ¾
D 1/15/ ½ 1/6 2/3
E Disesuaikan

Catatan :
TM = Tenaga Medis
TPP = Tenaga Paramedis Perawatan
TNPP = Tenaga Non Paramedis Perawatan
T NON P = Tenaga Non Perawatan
TT = Tempat Tidur
2. Metoda Berdasarkan Standar Minimal
Berdasarkan standar minimal Depkes R.I. tahun 1986, Dapat dilihat pada tabel berikut
No. Tipe Rumah Sakit Pendidikan
D-III/Akper SPK
1. A 135 1420
2. B 50 468
3. C 9 88
4. D 3 20

3. Metoda Demand
Cara Demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut :
- Kasus gawat darurat : 86, 31 menit
- Kasus mendesak : 71, 28 menit
- Kasus tidak mendesak : 33, 09 menit
Hasil penelitian di rumah sakit Propinsi Filiphina , menghasilkan data sbb :
No. JENIS PELAYANAN Rata-rata Jam Perawatan/Klien/Hari
1. Non Bedah 3, 4
2. Bedah 3, 5
3. Campuran Bedah dan Non Bedah 3, 5
4. Post Partum 3, 0
5. Bayi Baru Lahir 2, 5

4. Metoda Gillies
Dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis bentuk pelayanan yaitu :
a. Perawatan Langsung
Perawatan langsung adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungannya dengan kebutuhan fisik, psikologis dan spritual. Berdasarkan tingkat ketergantungan klien pada perawat maka dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok yaitu : self care, partial care, total care, dan intensive care. Menurut Minetti Hutchinson (1994) kebutuhan perawatan langsung setiap klien adalah empat jam per hari sedangkan untuk :
- Self Care dibutuhkan ½ X 4 jam = 2 jam
- Partial care dibutuhkan 3/4 X 4 jam = 3 jam
- Total care dibutuhkan 1- 1½ X 4 jam = 4 – 6 jam
- Intensive care dibutuhkan 2 X 4 Jam = 8 jam
b. Perawatan Tidak Langsung
Meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana keperawatan, menyiapkan dan memasang alat, konsultasi dengan tim, menulis dan membaca catatan kesehatan klien, melaporkan kondisi klien. Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Detroit dibutuhkan waktu 38 menit/Klien (Gillies, 1989) , sedangkan di RS Jhon Hopkin dibutuhkan 60 menit per klien (Gillies 1994), menurut Young (Gillies, 1989) adalah 60 menit/Klien.
c. Pendidikan kesehatan
Meliputi : aktifitas, pengobatan serta tindak lanjut pengobatan. Menurut Meyer dalam Gillies (1994) waktu yang dibutuhkan adalah 15 menit per hari per klien.
Dengan menggunakan sistem klasifikasi klien, maka manager keperawatan dapat menentukan jumlah perawat yang diperlukan untuk masing-masing unit dengan menggunakan,
Formula berikut (Arndt and Huckabay dalam Gillies, 1994).
A x B x C = F = H
(C – D) E G

Keterangan :
A = rata-rata jumlah jam perawatan/klien/hari
B = rata-rata jumlah klien per hari
C = jumlah hari per tahun
D = hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan pertahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan unit tersebut

• rata-rata klien per hari, adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata-ratanya atau menurut “ Bed Occupancy Rate (BOR) “ dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah Tempat Tidur X 365 hari
• Jumlah hari per tahun, yaitu 365 hari
• Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu 128 hari (52 hari minggu, hari sabtu 52 hari (tergantung RS) kalau hari ini termasuk hari libur harus diperhitungkan, hari libur nasional 12 hari, dan cuti tahunan 12 hari)
• Jumlah jam kerja tiap perawat adalah : 40 jam per minggu (bila hari efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari, kalau 6 hari 40/6 = 6,6 jam per hari (7 jam)
• Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20 % (untuk antisipasi kekurangan/cadangan).

Contoh :
Dari hasil observasi dan sensus harian selama enam bulan di ruangan Amarilis di RSU. Bhakti Yudha Depok yang berkapasitas 20 tempat tidur, BOR 75 % atau 15 tempat tidur. Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan adalah perawatan mandiri 5 orang, intermediate 5 orang, dan perawatan total 5 orang. Tingkat pendidikan perawat adalah SPK dan DIII keperawatan. Hari kerja efektif adalah 6 hari per minggu.

Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga keperawatan di ruang tersebut, adalah sebagai berikut :
a. Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan klien per hari :
Keperawatan Langsung :
* Mandiri 5 orang klien X 2 Jam = 10 jam
* Sebagian 5 orang X 3 jam = 15 jam
* Total 5 orang X 6 jam = 30 jam
Total = 55 jam
Keperawatan tidak langsung
15 orang X 1 jam = 15 jam
Pendidikan Kesehatan
15 orang X 0, 25 jam = 3,75 jam
Total keseluruhan = 73,75 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan klien/hari
73.75 / 15 = 4,9 jam

c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan di ruangan
menggunakan Rumus Giliies diatas :
4, 9 x 15 x 365 = 26827, 5 = 16,17 orang (16 orang)
(365–128) x 7 1659
+ 20 % koreksi = 16 + 3 = 19 orang

d. Menentukan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per 24 jam, yaitu :
Rata-rata jumlah klien X rata-rata jam perawatan = 15 X 4, 9 = 10, 5
Jumlah jam kerja per hari 7 jam

e. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan per shift
Untuk kebutuhan tenaga per shift dapat dilihat dari aturan Warstel (1999) proporsi dinas pagi 47 %, dinas sore 35 %, dan dinas malam 17 %.
* shift pagi = 5,17 orang (5 orang)
* shift sore = 3,96 orang (4 orang)
* shift malam = 1,87 orang (2 orang)

Sedangkan komposisi kualifikasi perawat :
* Registred Nurse/ perawat utama (RNs) = 56 %
* Lisence Praktioner/perawat pelaksana (LPNs) = 26 %
* Nurse Aid/ perawat pembantu (NA) = 16 %.
Komposis Menurut Abdellah & Levinne adalah :
* 55 % tenaga profesional
* 45 % tenaga non profesional

5. Metoda Need (Douglas)
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri dan memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga diperlukan terlebih dahulu gambaran jenis pelayanan yang dibrikan kepada klien selama di rumah sakit.
Untuk klien rawat inap , Douglas (1984) menyampaikan standar tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Klasifikasi derajat ketergantungan klien dibagi 3 (tiga) kategori yaitu : Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam /24 jam, perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam, dan perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam / 24 jam.
Dalam penerapan sistem klasifikasi klien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut :
a. Kategori I : Self Care / Perawatan Mandiri
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi emosional, klien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan sederhana.
b. Kategori II : Intermediate Care/ perawatan Sedang
Kegiatan kebutuhan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan, eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk kekamar mandi. Penampilan klien sakit sedang. Tindakan perawatan pada klien ini memonitor tanda-tand avital, periksa urine reduksi, fungsi fisiologis, status emosional, kelancaran drainage dan infus. Klien memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5 – 10 menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20 – 30 menit atau 30 – 60 menit per shift untuk observasi side effek obat atau reaksi alergi.

c. Kategori III : Intensive Care / Perawatan total
Kebutuhan sehari-hari tidak dapat dilaksanakan sendiri, semua dibantu oleh perawat, penampilan sakit berat. Klien memerlukan observasi terus menerus.
Dalam penelitian Douglas (1975) tentang jumlah tenaga perawat di rumah sakit, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore, dan malam tergantung pada tingkat ketergantungan klien seperti tabel dibawah ini :
Jumlah Klien Klasifikasi Klien
Minimal Partial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
Dst

Contoh Perhitungan :
Di ruang rawat Amarilis Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok dirawat 19 klien dengan kategori sbb : 5 klien dengan perawatan minimal, 9 klien dengan perawatan partial dan 5 klien dengan perawatan total, maka kebutuhan tenaga perawat adalah :
1. Untuk shift pagi :
5 klien X 0, 17 = 0, 85
9 klien X 0, 27 = 2, 43
5 klien X 0, 36 = 1, 80
Total = 5, 08
2. Untuk shif sore :
5 klien X 0, 14 = 0, 70
9 klien X 0, 15 = 1, 35
5 klien X 0, 30 = 1, 50
Total = 3, 55

3. Untuk shift malam :
5 klien X 0,10 = 0, 50
9 klien X 0, 07 = 0, 63
5 klien X 0, 20 = 1, 00
Total = 2, 13
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah : 5, 08 + 3, 55 + 2, 13 = 11 Perawat

Klasifikasi Klien Berdasarkan Derajat Ketergantungan
KRITERIA KETERGANTUNGAN Jumlah klien per hari sesuai kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst
Perawatan minimal :
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
Perawatan Partial :
1. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Folly cateter intake output dicatat
5. Klien terpasang infus, persiapan pengobatan memerlukan prosedur
Perawatan Total
1. Semua kebutuhan dibantu
2. Posisi diatur, observasi tanda vital setiap 2 jam
3. Makan memerlukan NGT, intravena therapy
4. Pemakaian suction
5. Gelisah, disorientasi
JUMLAH TOTAL KLIEN PER HARI


Petunjuk Penetapan Jumlah Klien Berdasarkan Derajat Ketergantungan
1. Dilakukan 1 kali sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang sama selama 22 hari
2. Setiap klien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi klien (minimal 3 kriteria)
3. Kelompokkan klien sesuai degan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda tally (1) pada kolom yang tersedia sehingga dalam waktu satu hari dapat diketahui berapa jumlah klien yang ada dalam klasifikasi minimal, partial, dan total
4. Bila klien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifkasi tersebut, maka klien dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
Di bawah ini dapat dilihat contoh Rekapitulasi hasil pengamatan Tentang Klasifikasi Klien dalam 22 hari :
Hari Ke Klasifikasi Rata2 Klien/hari Jumlah Kebutuhan perawat
Minimal Parsial Total Pagi Sore Malam
1 6 2 4 12 2,82 2,04 1,28
2 4 3 3 10 2,57 1,91 1,21
3 3 6 3 12 3,21 2,22 1,32
4 4 5 3 12 3,11 2,21 1,35
5 6 3 2 11 2,55 1,89 1,21
6 5 7 1 13 3,10 2,05 1,19
7 7 4 1 12 2,63 1,88 1,18
8 9 3 1 13 2,70 2,01 1,31
9 5 5 3 13 2,56 2,35 1,05
10 7 3 1 11 2,36 1,73 1,11
11 3 8 2 13 3,39 2,22 1,26
12 4 9 2 15 3,83 2,51 1,43
13 6 7 3 16 3,99 2,79 1,69
14 2 10 3 15 4,12 2,68 1,50
15 7 4 4 15 3,71 2,78 1,78
16 5 9 3 16 4,36 2,95 1,73
17 6 3 4 13 3,27 2,49 1,61
18 4 6 5 15 4,10 2,96 1,82
19 6 5 5 16 4,17 3,09 1,95
20 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
21 6 5 4 15 3,81 2,79 1,75
22 7 4 3 14 3,35 2,48 1,58
Rata-rata 3,32 2,35 1,50

Jadi rata-rata tenaga yang dibutuhkan untuk tiga shift adalah : 7 perawat.
Berarti kebutuhan untuk satu ruangan adalah : 7 perawat + 1 Ka. ru + 3 Ka. Tim + 2 cad
= 13 0rang perawat .

5. Standar Ketenagaan Keperawatan (perawat & bidan) di Rumah Sakit Depkes RI.
Pedoman cara penghitungan tenaga keperawatan menurut Direktorat Pelayanan Keperawatan Dirjen Yan-Med depkes RI (2001) dengan memperhatikan unit kerja yang ada pada masing-masing Rumah Sakit.
Model pendekatan yang digunakan untuk Rawat Inap adalah sbb :
a. Berdasarkan klasifikasi klien, cara perhitungan berdasarkan :
- Tingkat ketergantungan klien berdasarkan jenis kasus
- Rata-rata jumlah klien/hari
- Jam perawatan yang diperlukan /hari/klien
- Jam perawatan yang diperlukan / ruangan/hari
- Jam kerja efektif setiap perawat / Bidan 7 jam/hari
Contoh Perhitungan dalam suatu Ruangan
No Jenis/Kategori Rata-rata klien/hari Rata-rata Jam perawatan/hari/Klien Jumlah Jam Perawatan
/hari (cXd)
a b c d e
1 Penyakit Dalam 10 3, 5 35
2 Bedah 8 4 32
3 Gawat 1 10 10
4 Anak 3 4, 5 13, 5
5 Kebidanan 1 2, 5 2, 5
JUMLAH 23 93, 0

Jadi Jumlah tenaga Keperawatan Yang diperlukan adalah :
Jumlah Jam Perawatan = 93 = 13 orang perawat
Jam kerja efektif/shift 7

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan :
- Hari libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss Day : Jml Hari Minggu /tahun + cuti + hari besar x Jml Perawat
Jml hari kerja efektif
52 + 12 + 14 X 13 = 3, 5 orang
286
- Jumlah tenaga perawat/bidan yang mengerjakan tugas-tugas non profesi keperawatan (non Nursing Jobs) seperti : membuat rincian klien keluar, kebersihan ruangan , dll diperkirakan 25 % dari jam pelayanan keperawatan
(Jumlah tenaga keperawatan + Loss Day) X 25 =
100
(13 + 3, 5 ) x 25 = 4, 1
100
Jadi Jumlah Tenaga : Tenaga tersedia + faktor Koreksi
= 13 + (3, 5 + 4,1)
= 20,6 (dibulatkan 21 Perawat)

b. Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Klien
Klien dikategorikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/asuhan kebidanan meliputi :
a. Asuhan keperawatan minimal
b. Asuhan keperawatan sedang
c. Asuhan keperawatan agak berat
d. Asuhan keperawatan maksimal


Contoh Kasus :
No KATEGORI Rata2 jumlah klien Rata2 jumlah Jam perawatan Jlh jam perawatan /ruangan/hari
a b c d e
1 Askep Minimal 7 2 14
2 Askep Sedang 7 3,08 21, 56
3 Askep agak berat 11 4,15 45, 65
4 Askep Maksimal 1 6,16 6, 16
JUMLAH 26 15,39 87, 37

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan :
Jumlah Jam perawatan ruangan/hari = 87,37 = 12, 5 orang
Jam efektif perawat 7

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan :
1. Loss Day
2. Non Nursing Jobs
Rumus seperti pada perhitungan klasifikasi klien

Jadi tenaga yang dibutuhkan : Tenaga tersedia + faktor koreksi
= 12, 5 + (3, 4 + 3, 9)
= 19, 8 (dibulatkan 20 orang perawat)


D. Penutup
Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan keperawatan yang bermutu adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk itu diperlukan perencanaan dalam menentukan pengembangan tenaga keperawatan.
Perencanaan yang salah dapat mengakibatkan kekurangan tenaga atau kelebihan tenaga, bila tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian pada rumah sakit, dan apabila tenaga kurang dapat menyebabkan beban kerja yang tinggi sehingga kualitas pelayanan menurun. Kualitas pelayanan menurun berdampak pada kunjungan pasien akan menurun dan menyebabkan penurunan income rumah sakit dan seterusnya mempengaruhi kesejahteraan staf.
Manager keperawatan dituntut untuk mampu merencanakan jumlah tenaga keperawatan yang betul-betuk sesuai dengan kebutuhan real, sehingga mutu pelayanan dapat dijamin. Pendekatan penghitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini mudah-mudahan dapat membenytu manajer keperawatan di rumah sakit dalam merencanakan penambahan tenaga keperawatan.














LEMBAR DISKUSI

DISKUSI ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN

1. Analisa klasifikasi klien yang dirawat di ruang yang saudara pimpin pada bulan Nopember 2001 berdasarkan dokumentasi yang ada, dan hitung kebutuhan tenaga berdasarkan rumus “ Douglas “ dengan koreksi 25 %
2. Analisa standar waktu yang diperlukan untuk kartegori keperawatan di ruangan saudara berdasarkan rumus “ Gillies “, dan hitung kebutuhan tenaganya dengan koreksi 25 %
3. Presentasikan hasil diskusi saudara.













BAHAN BACAAN :

Dirjend. Yanmed. Direktorat Pelayanan keperawatan ( 2001). Standar Ketenagaan Perawat dan Bidan di rumah Sakit. Jakarta : Depkes R.I.

Gillies, D.A. ( 1989 ). Nursing Management : a System approach. Philadelphia : W.B. Sauders Company

Ilyas,Y. (2000). Perencanaan SDM Rumah Sakit : teori, metoda, formula. Jakarta : Pusat kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI.

Musni ,R. Menghitung Tenaga Keperawatan di Rumah sakit. Jurnal Keperawatan Indonesia. Volume V, No.1, Maret 2001.

Swansburgs, R.C. ( 1990 ). Management and Leadership for Nurse Managers. Boston : Jones and Barlett Publisher, Inc.

2 komentar:

  1. maksih tas artikelnya... soalnya gi butuh hehehe :)

    BalasHapus
  2. Mohon bantuannya teman2 sejawat utk kebutuhan tenaga riil diruang perawatan anak dg 33 tempat tidur......btk atas bantuannya

    BalasHapus